BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup
dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah
Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim
fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah
Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan
dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah
Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Arti
pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu
adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan
adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi
suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Hakikat
manusia menurut Islam adalah makhluk
(ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Manusia
sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan
Berketerampilan, cerdas serta pandai.
Tujuan
umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi
menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.[1]
BAB
II
PEMBAHASAN
II.I. Pendidikan Dalam Perspektif
Islam[2]
Pengertian
pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau
bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaan. Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan
mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan
yang diharapkan.
Menurut
Langgulung (1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu
At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran
keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah
fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan
dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Pendidik
Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam
situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para ahli
pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah dari aspek perbedaan antara
tarbiyyah dan ta’lim, atau antara pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan
penulis Indonesia, istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan
watak, moral, sikap atau kepribadian, atau lebih mengarah kepada afektif,
sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau
menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.
Pengertian
pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena.
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup,
sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk
praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah
peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah
berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada
salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan
atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an
dan Sunnah (Hadist). Menurut Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu
ada tiga macam:
1.
Pendidikan
Kuttab
Pendidikan
ini ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian
diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan
menghafal al Qur’an semata.
2.
Pendidikan
Umum
Ialah
pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan
mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal sperti
madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga.
3.
Pendidikan
Khusus
Adalah
pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau
lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya.
II.II. Defenisi dan Ruang
Lingkup Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu
Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah
teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori
itu.
3. Data yang mendukung
tentang penjelasan itu.
Islam
adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi seperangkat
ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan
bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah
berurutan :al Qur’an lebih dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al
Qur’an maka harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam
hadist, barulah digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh
bertentangan dengan jiwa al Qur’an dan hadist.
Adapun Ruang Ruang Lingkup Pendidikan Islam
adalah sebagai berikut :
1)
Perbuatan
mendidik itu sendiri, yaitu seluruh kegiatan tindakan atau perbuatan dan sikap
yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.
2)
Anak
didik, yaitu objek pendidikan islam yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
3)
Dasar
dan Tujuan pendidikan islam, yaitu landasan yang menjadi pundamen serta sumber
dari segala kegiatan pendidikan.
4)
Pendidik,
yaitu subjek pendidikan islam.
5)
Materi
pendidikan islam, yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu
agama islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lajim tetapi
logis) untuk disajikan / disampaikan kepada peserta didik.
6)
Metode
pendidikan islam, yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk
menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada peserta didik.
7)
Evaluaasi
pendidikan, yaitu memuat cara-cara sebagaimana mengadakan evaluasi atau
penilaian terhadap hasil belajar anak didik.
8)
Alat-alat
pendidikan islam, yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan
pendidikan islam agar tujuan pendidikan islam tersebut lebih berhasil.
9)
Lingkungan
sekitar (milleu pendidikan islam), yaitu keadaan-keadaan yang ikurt berpengaruh
dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan islam.[3]
II.III. Tujuan Umum Pendidikan
Manusia
1. Hakikat manusia menurut
Islam
Dalam
teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa
perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) (Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). sebagai
lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang
hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme)
( John Locke )., sebagai
sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan
seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi) (Louis William Stern 1871 – 1938 ).
Manusia
adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk
yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Manusia
adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi
pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash
ayat : 77 :
Æ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
2. Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia
dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari
aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia.
Manusia
mempunyai Alat-alat
potensial yang diberikan Allah kepada manusia untuk meraih ilmu pengetahuan[4] :
a.
Al-lams
dan As-Syum (alat peraba dan alat penciuman atau pembau)
QS. Yusuf : 94
“Tatkala kafilah itu telah ke luar
(dari negeri Mesir) berkata ayah mereka: "Sesungguhnya aku mencium bau
Yusuf, Sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan
aku)".”
b.
Al-Sam’u
(Alat pendengaran)
QS. Al-Mu’minun : 78
“Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian,
pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur“
c.
Al-Abshar
(Penglihatan)
QS. As-Sajdah : 27
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami
menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak mereka dan
mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?”
d.
Al-Aql
(Akal atau daya berfikir)
QS. Al-an’am : 50
“Katakanlah: aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan
Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula)
aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. aku tidak mengikuti kecuali
apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta
dengan yang melihat?" Maka Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?".”
e.
Al-Qalbu
(Kalbu)
QS. Muhammad : 24
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati
mereka terkunci?”
3. Manusia Sempurna Menurut Islam
A.
Jasmani
Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam
menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam
(iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena
kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani
yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada
Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan
dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
Para
pendidik Muslim sejak zaman permulaan - perkembangan Islam telah mengetahui
betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan
latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan
dalam surat Huud ayat 37 :
“ Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu
Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim
itu; Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
B.
Cerdas
Serta Pandai
Islam
menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan
dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai
oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu
dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Memiliki sains yang
banyak dan berkualitas tinggi.
b) Mampu memahami dan
menghasilkan filsafat.
c) Rohani yang berkualitas
tinggi.
Kekuatan
rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan
jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh
indera.
Islam
sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan
menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman
secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam
kalbu.
II.IV.
Isi, Metoda, dan Proses Pendidikan Islam
Isi pendidikan islam meliputi :
1. Pendidikan keimanan
Pendidikan yang menempatkan
hubungan antara hamba dengan khalik.
QS. Al-Baqarah : 1-5
“Alif laam miin. Kitab (Al Quran)
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. yaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman
kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang
telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang-orang yang beruntung.”
2. Pendidikan ‘Amaliyah
QS. Al-baqarah : 82
Dan orang-orang yang beriman serta beramal
saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.”
3. Pendidikan Ilmiah
Isi pendidikan islam yang lain
adalah ilmu pengetahuan; dimulai dengan keterampilan membaca dan menulis
QS. Al-Qalam : 1
“Nun[, demi
kalam dan apa yang mereka tulis,”
4. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak merupakan bagian
besar yang terlihat dari kedudukan al-qur’an sebagai referensi paling penting
tentang akhlak bagi kaum muslimin; individu, keluarga, masyarakat, dan ummat.
QS. An-Nahl: 60
“ Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat,
mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan
Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
5. Pendidikan social
Manusia menurut tabiatnya, dalam
arti sesuai dengan hokum penciptaan allah, adalah makhluk social.
QS.Al-Hujuraat :13
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Adapun metoda dan proses pendidikan
islam,adalah meliputi :
1. Kewajiban belajar
Sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW.
Yang artinya :
“menuntut
ilmu adalah kewajiban setiap muslim.”
2. Kesinambungan pendidikan
QS. Al-Iraa’ : 85
“
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".”
3. Pemerataan kesempatan
QS. 49 : 13
“
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
4. Cara memperoleh
pengetahuan
Setiap manusia dilahirkan dalam
keadaan fitrah (potensi dan kemampuan) yang berbeda-beda.
5. Aturan moral dalam
penggunaan pengetahuan
Sabda Nabi SAW. :
“Sebaik-bauik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya.”[5]
II.V. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut
Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah.
Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 :
“ Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Jalal
menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan
shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta
mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal,
pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek
ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat
mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah
jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan
manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan
dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan
pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan
dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku
masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan
dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu
dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman
masyarakat.
3. Tujuan profesional yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai
profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan
akhir pendidikan islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik
untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja
dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan
akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal
dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran
kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan
kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan
pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunian dan
akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan
keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.
Wallahu
a’lam bi Ash Shawwab_
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu
dalam perspektif Islam bukan hanya mempelajari masalah keagamaan (akhirat)
saja, tapi juga pengetahuan umum juga termasuk. Orang Islam dibekali untuk
dunia akhirat, sehingga ada keseimbangan. Dan ilmu umum pun termasuk pada
cabang (furu’) ilmu agama.
Dan
umat Islam sempat merasakan puncak keemasannya, dimana disaat bangsa Eropa
mengidap penyakit hitam, umat islam sudah menemukan sabun, di saat jalan-jalan
di Eropa kumuh, gelap, tidak teratur, umat islam sudah punya jalan-jalan yang
indah, penerangan, bahkan sistem irigasi yang sudah maju.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Kariim
Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Islam., PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001
http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/12/ilmu-pendidikan-dalam-perspektif-islam/
Jajat Burhanudin dan Dina
Afriyanti. Mencetak Muslim Modern. PT
Grafindo Persada. Jakarta. 2006.
Muhaimin dkk. Paradigma Pendidikan Islam. PT Remaja Rosda Karya. Bandung. 2002.
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV.
Pustaka Setia., Bandung, 1998
Program Qur’an In Microsoft
Ofice Word
[1]
http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/12/ilmu-pendidikan-dalam-perspektif-islam/
[2] http://udhiexz.wordpress.com/2008/04/12/ilmu-pendidikan-dalam-perspektif-islam/
[3]
Nur Uhlayati dan Abu Ahmadi. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung. Pustaka Setia.
1995. Hlm. 15 – 17
[4]
Muhaimin et.al. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung. PT Remaja Rosda Karya.
2002. Hlm.13
[5]
Jajat Burhanudin dan Dina Afriyanti. Mencetak Muslim Modern. Jakarta. PT
Grafindo Persada. 2006.hlm. 55-109
Tidak ada komentar:
Posting Komentar